Kamis, 05 Februari 2009

PENGENDALIAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN

PENGENDALIAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN

A.
Penyakit

1.
Penyakit Akar (Blast disease)

Gejala serangan :

- Tanaman tumbuh abnormal dan lemah - Daun tanaman berubah menjadi berwarna kuning



Penyebab :

Jamur Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp.



Cara pengendalian :

- Melakukan kegiatan persemaian dengan baik- Mengatur pengairan agar tidak terjadi kekeringan di pertanaman


2.
Penyakit Busuk Pangkal Batang (Basal stem rot/Ganoderma)

Gejala serangan:

- Daun berwarna hijau pucat - Jamur yang terbentuk sedikit - Daun tua menjadi layu dan patah - Dari tempat yang terinfeksi keluar getah



Penyebab :

Jamur Ganoderma applanatum, Ganoderma lucidum, dan Ganoderma pseudofferum.



Cara pengendalian dan pencegahan :

- Membongkar tanaman yang terserang dan selanjutnya dibakar- Melakukan pembumbunan tanaman


3.
Penyakit Busuk Batang Atas (Upper stem rot)

Gejala serangan:

- Warna daun yang terbawah berubah dan selanjutnya mati - Batang yang berada sekitar 2 m di atas tanah membusuk - Bagian yang busuk berwarna cokelat keabuan



Penyebab :

Jamur Fomex noxius.



Cara pengendalian :

- Melakukan pembongkaran tanaman yang terserang dan membuang bagian tanaman yang terserang - Bekas luka selanjutnya ditutupi dengan obat penutup luka


4.
Penyakit Busuk Kering Pangkal Batang (Dry basal rot)

Gejala serangan :

Tandan buah membusuk dan pelepah daun bagian bawah patah.



Penyebab :

Jamur Ceratocytis paradoxa.



Cara pengendalian :

Membongkar tanaman yang terserang hebat dan selanjutnya dibakar.


5.
Penyakit Busuk Kuncup (Spear rot)

Gejala serangan:

Jaringan pada kuncup (spear) membusuk dan berwarna kecokelatan.



Penyebab :

Belum diketahui dengan pasti.



Cara pengendalian :

Memotong bagian kuncup yang terserang.


6.
Penyakit Busuk Titk Tumbuh (Bud rot)

Gejala serangan :

- Kuncup tanaman membusuk sehingga mudah dicabut- Aroma kuncup yang terserang berbau busuk



Penyebab :

Bakteri Erwinia.



Cara pengendalian :

Belum ada cara efektif untuk memberantas penyakit ini.


7.
Penyakit Garis Kuning (Patch yellow)

Gejala serangan:

Terdapat bercak daun berbentuk lonjong berwarna kuning dan di bagian tengahnya berwarna cokelat.



Penyebab :

Jamur Fusarium oxysporum.



Cara pengendalian :

Melakukan inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Hal ini bertujuan agar serangan penyakit di persemaian dan pada tanaman muda dapat berkurang.


8.
Penyakit Antraknosa (Anthracnose)

Gejala serangan :

- Terdapat bercak-bercak cokelat tua di ujung dan tepi daun- Bercak-bercak dikelilingi warna kuning - Bercak ini merupakan batas antara bagian daun yang sehat dan yang terserang



Penyebab :

Jamur Melanconium sp., Glomerella cingulata, dan Botryodiplodia palmarum.



Cara pengendalian :

- Melakukan pengaturan jarak tanam, penyiraman secara teratur dan pemupukan berimbang- Tanah yang menggumpal di akar harus disertakan pada waktu pemindahan bibit dari persemaian ke pembibitan utama.



Pengaplikasian Captan 0,2% atau Cuman 0,1%.


9.
Penyakit Tajuk (Crown disease)

Gejala serangan :

Helai daun bagian tengah pelepah berukuran kecil-kecil dan sobek.



Penyebab:

Sifat genetik yang diturunkan dari tanaman induk.



Cara pengendalian :

Melakukan seleksi terhadap tanaman induk yang bersifat karier penyakit ini.


10.
Penyakit Busuk Tandan (Bunch rot)

Gejala serangan:

Terdapat miselium berwarna putih di antara buah masak atau pangkal pelepah daun.



Penyebab :

Jamur Marasmius palmivorus.



Cara pengendalian :

Melakukan kastrasi, penyerbukan buatan dan menjaga sanitasi kebun, terutama pada musim hujan.



Pengaplikasian difolatan 0,2 %


B.
Hama

1.
Nematoda (Rhadinaphelenchus cocophilus)

Gejala serangan :

- Daun terserang menggulung dan tumbuh tegak- Warna daun berubah menjadi kuning dan selanjutnya mengering.



Cara pengendalian:

- Pohon yang terserang dibongkar dan selanjutnya dibakar- Tanaman dimatikan dengan racun natrium arsenit


2.
Tungau (Oligonychus sp.)

Gejala serangan :

Daun yang terserang berubah warnanya menjadi berwarna perunggu mengkilat (bronz).



Cara pengendalian :

Pengaplikasian akasirida yang mengandung bahan aktif tetradifon 75,2 g/l.


3.
Pimelephila ghesquierei

Gejala serangan :

Serangan menyebabkan lubang pada daun muda sehingga daun banyak yang patah.



Cara pengendalian :

- Serangan ringan dapat diatasi dengan memotong bagian yang terserang- Pada serangan berat dilakukan penyemprotan parathion 0,02%.


4.
Ulat api (Setora nitens, Darna trima dan Ploneta diducta)

Gejala serangan :

Daun yang terserang berlubang-lubang. Selanjutnya daun hanya tersisa tulang daunnya saja.



Cara pengendalian :

Pengaplikasian insektisida berbahan aktif triazofos 242 g/l, karbaril 85 % dan klorpirifos 200 g/l.


5.
Ulat kantong (Metisa plana, Mahasena corbetti dan Crematosphisa pendula)

Gejala serangan:

- Daun yang terserang menjadi rusak, berlubang dan tidak utuh lagi- Selanjutnya daun menjadi kering dan berwarna abu-abu.



Cara pengendalian :

Pengaplikasian timah arsetat dengan dosis 2,5 kg/ha atau dengan insektisida berbahan aktif triklorfon 707 g/l, dengan dosis 1,5-2 kg/ha.


6.
Belalang Valanga nigricornis dan Gastrimargus marmoratusBelalang Valanga nigricornis dan Gastrimargus marmoratus

Gejala serangan:

Terdapat bekas gigitan pada bagian tepi daun yang terserang.



Cara pengendalian :

Pengendalian dapat dilakukan dengan mendatangkan burung pemangsanya.


7.
Kumbang Oryctes rhinoceros

Gejala serangan :

Daun muda yang belum membuka dan pada pangkal daun berlubang-lubang.



Cara pengendalian :

Menggunakan parasit kumbang, seperti jamur Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus oryctes. Melepaskan predator kumbang, seperti tokek, ular dan burung.


8.
Ngengat Tirathaba mundella (penggerek tandan buah)

Gejala serangan:

Terdapat lubang-lubang pada buah muda dan buah tua.



Cara pengendalian :

Pengaplikasian insektisida yang mengandung bahan aktif triklorfon 707 g/l atau andosulfan 350 g/l.


9.
Tikus (Rattus tiomanicus dan Rattus sp.)

Gejala serangan:

- Pertumbuhan bibit dan tanaman muda tidak normal- Buah yang terserang menunjukkan bekas gigitan.



Cara pengendalian :

Melakukan pengemposan pada sarangnya atau mendatangkan predator tikus, seperti kucing, ular dan burung hantu.

Tidak ada komentar: